Tambah Warga baru dalam Rumah Tangga RB Prawira Purba
Setelah menjalani hidup dengan penuh kisah yang mengahrubiru, maka
beliau juga banyak pengikut atau pengagum yang sering mengikuti ataupun
menjaga rumah. Para pengikut tersebut diantaranya adalah Kyai Rebo, Kyai
Rowek, Kyai Tewel, Nyi Sukinah,dll. Kyai Tewel merupakan pengikut yang
cukup banyak mengenal watak perilaku RB Prawira Purba, adapun Nyi
Sukinah adalah seorang anak demang Jambon Desa Klewer Klaten.
Nyi Sukinah ini sangat berhutang budi kepada RB Prawira Purba karena
telah disembuhkan ari penyakitnya yang cukup gawat. Untuk membalas budi
timbullah kesadaran dan keinginannya untuk mengabdi kepada beliau.
Karena lamanya mengabdi tidak dipungkiri timbulah titik perasaan cinta
dalam hati Nyi Sukinah kepada RB Prawira Purba, akan tetapi perasaan ini
disimpan rapat-rapat di dalam hati demi menjaga martabatnya sebagai
wanita. Adapun RB Prawira Purba tetap berperilaku seperti biasa dan
cenderung dingin terhadap lawan jenis.
Yang namanya rasa, maka bagaimanapun juga susah untuk dibendung, hingga
suatu ketika Nyi Sukinah tidak dapat menahan diri dan mengungkapkan
perasaan yang selama ini dipendam kepada RB Prawira Purba. Terhadap hal
tersebut dan untuk menghindarkan fitnah hubungan antar laki-laki dan
perempuan, maka RB Prawira Purba memberi sarat yang mana apabila syarat
tersebut dapat dipenuhi oleh Nyi Sukinah maka dia akan diperistri oleh
RB Prawira Purba. Adapun syarat yang ditetapkan adalah kuat ditutup
kapuk selombo. Betapa susahnya hati Nyi Sukinah mengetahui syarat yang
ditetapkan, karena syarat tersebut mengandung arti orang yang meninggal
dunia. Ditutup Kapuk Selombo adalah menutup mulut, hidung, telinga, dan
lobang lain anggota badan dengan kapuk/kapas. Nyi Sukinah terus
memikirkan syarat tersebut, apakah penolakan secara halus?ataukah Nyi
Sukinah sedang diuji sejauh mana keteguhan tekatnya?ataukah Nyi Sukinah
harus mati terlebih dahulu?
Segala apa yang dihadapi Nyi Sukinah diungkapkan kepada teman nya yaitu
Kyai Tewel, benarkah RB Prawira Purba menghendaki Nyi Sukinah untuk
mati?. Ternyata Kyai Tewel memiliki penafsiran yang berbeda, bahwa yang
dimaksud kapuk selombo disini adalah bukan kematian secara wadag atau
fisik, akan tetapi adalah kematian secara spiritual. Yaitu mematikan
perasaannya atau istilah lain adalah nutupi babahan nawa sanga menutup
Sembilan lobang tubuh. Bila ingin tahu caranya tak lain adalah melakukan
olah rasa misalnya melaksanakan perjalanan naik gunung Merapi tujuh
kali, kira-kira dengannya akan terbisasa mengendalikan serta mematikan
perasaan nafsu duniawi.
Terhadap penafsiran Kyai Tewel tersebut Nyi Sukinah dapat menerima dan
dia berniat untuk mendaki Gunung Merapi. Pada perjalanan pertama belum
mencapai jarak 15 km (mungkin yang dimaksud disini perjalanan dimulai
dari kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 25 KM dari Merapi) kaki Nyi
Sukinah sudah mulai lecet-lecet. Adapun Kyai Tewel yang menemani masih
segar bugar. Dengan tertatih tatih perjalanan diteruskan. Pada waktu
sampai di watu ngadeg, mereka bertemu dengan lima orang laki-laki
berpakaian jubah putih turun dari gunung. Salah satunya berkomentar
rupa-rupanya kalian sedang mengadakan perjalanan ke puncak Merapi, akan
tetapi sepertinya kalian berdua akan kesulitan karena baru disini saja
sudah demikian kepayahan. Ibu ini bahkan sudah sangat payah sekali,
sebaiknya kalian kembali saja menikmati lezatnya kehidupan di rumah,
sedangkian kami berlima lelaki ini saja tidak mampu naik ke puncak dan
membatalkan tekat kami. Pada saat pertama mendengar ungkapan tersebut
Nyi Sukinah hampir putus asa, dirasanya sebagai seorang perempuan apakah
mampu menuju puncak Merapi sedangkan kelima lelaki tersebut gagal. Akan
tetapi setelah mengingat tekadnya untuk dapat mendampingi RB Prawira
Purba, maka bangkitlah semangatnya dan meneruskan langkah dan
bersama-sama dengan ditemani Kyai Tewel keduanya berhasil mendaki puncak
Merapi. Perjalanan ke 2, 3, 4, hingga ke 5 dapat dilaksanakan dengan
susah payah. Pada perjalanan yang ke 6 Nyi Sukinah mulai memahami apa
yang dimaksud dengan menutup Kapuk Selombo tersebut, bahkan pada
perjalanan yang ke 7 sengaja Nyi Sukinah mengajak anak pungut RB Prawira
Purba yaitu Surip untuk ikut serta mendaki Puncak Merapi. Setelah
berhasil melaksanakan teteki berupa mendaki Merapi sebanyak 7 kali, maka
RB Prawira Purba pun menerima Nyi Sukinah sebagai pengemban rumah
tangganya. Nyi Sukinah mendapat nama RA Panukmawati dan mendapat
panggilan ibu Kasihan. Raden Bekel Prawira Purba pun semakin tenar serta
mendapat julukan Ki Ageng Prawira Purba.
repost kaskus TS "mdiwse"
No comments:
Post a Comment