Saturday, May 9, 2015

Kisah Ndoro Purba Cucu HB VI part 8

Tambah Warga baru dalam Rumah Tangga RB Prawira Purba

Setelah menjalani hidup dengan penuh kisah yang mengahrubiru, maka beliau juga banyak pengikut atau pengagum yang sering mengikuti ataupun menjaga rumah. Para pengikut tersebut diantaranya adalah Kyai Rebo, Kyai Rowek, Kyai Tewel, Nyi Sukinah,dll. Kyai Tewel merupakan pengikut yang cukup banyak mengenal watak perilaku RB Prawira Purba, adapun Nyi Sukinah adalah seorang anak demang Jambon Desa Klewer Klaten.
Nyi Sukinah ini sangat berhutang budi kepada RB Prawira Purba karena telah disembuhkan ari penyakitnya yang cukup gawat. Untuk membalas budi timbullah kesadaran dan keinginannya untuk mengabdi kepada beliau. Karena lamanya mengabdi tidak dipungkiri timbulah titik perasaan cinta dalam hati Nyi Sukinah kepada RB Prawira Purba, akan tetapi perasaan ini disimpan rapat-rapat di dalam hati demi menjaga martabatnya sebagai wanita. Adapun RB Prawira Purba tetap berperilaku seperti biasa dan cenderung dingin terhadap lawan jenis.

Yang namanya rasa, maka bagaimanapun juga susah untuk dibendung, hingga suatu ketika Nyi Sukinah tidak dapat menahan diri dan mengungkapkan perasaan yang selama ini dipendam kepada RB Prawira Purba. Terhadap hal tersebut dan untuk menghindarkan fitnah hubungan antar laki-laki dan perempuan, maka RB Prawira Purba memberi sarat yang mana apabila syarat tersebut dapat dipenuhi oleh Nyi Sukinah maka dia akan diperistri oleh RB Prawira Purba. Adapun syarat yang ditetapkan adalah kuat ditutup kapuk selombo. Betapa susahnya hati Nyi Sukinah mengetahui syarat yang ditetapkan, karena syarat tersebut mengandung arti orang yang meninggal dunia. Ditutup Kapuk Selombo adalah menutup mulut, hidung, telinga, dan lobang lain anggota badan dengan kapuk/kapas. Nyi Sukinah terus memikirkan syarat tersebut, apakah penolakan secara halus?ataukah Nyi Sukinah sedang diuji sejauh mana keteguhan tekatnya?ataukah Nyi Sukinah harus mati terlebih dahulu?

Segala apa yang dihadapi Nyi Sukinah diungkapkan kepada teman nya yaitu Kyai Tewel, benarkah RB Prawira Purba menghendaki Nyi Sukinah untuk mati?. Ternyata Kyai Tewel memiliki penafsiran yang berbeda, bahwa yang dimaksud kapuk selombo disini adalah bukan kematian secara wadag atau fisik, akan tetapi adalah kematian secara spiritual. Yaitu mematikan perasaannya atau istilah lain adalah nutupi babahan nawa sanga menutup Sembilan lobang tubuh. Bila ingin tahu caranya tak lain adalah melakukan olah rasa misalnya melaksanakan perjalanan naik gunung Merapi tujuh kali, kira-kira dengannya akan terbisasa mengendalikan serta mematikan perasaan nafsu duniawi.

Terhadap penafsiran Kyai Tewel tersebut Nyi Sukinah dapat menerima dan dia berniat untuk mendaki Gunung Merapi. Pada perjalanan pertama belum mencapai jarak 15 km (mungkin yang dimaksud disini perjalanan dimulai dari kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 25 KM dari Merapi) kaki Nyi Sukinah sudah mulai lecet-lecet. Adapun Kyai Tewel yang menemani masih segar bugar. Dengan tertatih tatih perjalanan diteruskan. Pada waktu sampai di watu ngadeg, mereka bertemu dengan lima orang laki-laki berpakaian jubah putih turun dari gunung. Salah satunya berkomentar rupa-rupanya kalian sedang mengadakan perjalanan ke puncak Merapi, akan tetapi sepertinya kalian berdua akan kesulitan karena baru disini saja sudah demikian kepayahan. Ibu ini bahkan sudah sangat payah sekali, sebaiknya kalian kembali saja menikmati lezatnya kehidupan di rumah, sedangkian kami berlima lelaki ini saja tidak mampu naik ke puncak dan membatalkan tekat kami. Pada saat pertama mendengar ungkapan tersebut Nyi Sukinah hampir putus asa, dirasanya sebagai seorang perempuan apakah mampu menuju puncak Merapi sedangkan kelima lelaki tersebut gagal. Akan tetapi setelah mengingat tekadnya untuk dapat mendampingi RB Prawira Purba, maka bangkitlah semangatnya dan meneruskan langkah dan bersama-sama dengan ditemani Kyai Tewel keduanya berhasil mendaki puncak Merapi. Perjalanan ke 2, 3, 4, hingga ke 5 dapat dilaksanakan dengan susah payah. Pada perjalanan yang ke 6 Nyi Sukinah mulai memahami apa yang dimaksud dengan menutup Kapuk Selombo tersebut, bahkan pada perjalanan yang ke 7 sengaja Nyi Sukinah mengajak anak pungut RB Prawira Purba yaitu Surip untuk ikut serta mendaki Puncak Merapi. Setelah berhasil melaksanakan teteki berupa mendaki Merapi sebanyak 7 kali, maka RB Prawira Purba pun menerima Nyi Sukinah sebagai pengemban rumah tangganya. Nyi Sukinah mendapat nama RA Panukmawati dan mendapat panggilan ibu Kasihan. Raden Bekel Prawira Purba pun semakin tenar serta mendapat julukan Ki Ageng Prawira Purba.

repost kaskus TS "mdiwse"  

No comments:

Post a Comment