Saturday, May 9, 2015

Kisah Ndoro Purba Cucu HB VI part 5

Kisah RB Prawira Purba dengan Lokomotif

Pada waktu itu di Jawa sudah berkembang moda transportasi dengan Kereta Api, diantaranya adalah NIS Nederlands(ch)-Indische Spoorweg Maatschappij, dan SS-Staatsspoorwegen (SS). Pada saat itu baru saja diresmikan penggunaan rel kereta api yang menghubungkan stasiun Lempuyangan dan stasiun Tugu dan dihubungkan oleh jembatan Kewek yang melintang di atas Kali Code.
Rupanya jembatan Kewek tersebut juga menarik perhatian RB Prawira Purba, beliau mondar-mandir memperhatikan jembatan baru tersebut. Setelah sekian lama memperhatikan dari jauh, beliaupun turun kebawah jembatan tepatnya di lembah kali Code di kolong jembatan. Akhirnya setelah berada dikolong jembatan Code, beliaupun kembali mengulangi kebiasaan beliau yaitu berdiam diri dengan mata terpejam. Sambil duduk bersila kembali beliau masuk kedalam samodra kalbu spiritual, bertafakur mengingat Tuhan Yang Maha Esa.
Selang beberapa saat di atas jembatan dari arah sebelah timur terjadilah kegaduhan yang semakin lama semakin nyaring bunyinya. Keributan tersebut bersumber dari suara roda lokomotif yang selip karena berputar di atas rel akan tetapi tidak dapat bergerak maju sedikitpun. Hal tersebut terjadi berulang-ulang, semakin diperbesar kekuatan mesinnya semakin gaduh suara roda yang berputar akan tetapi lokomotif tersebut tetap ditempatnya dan tidak mampu bergerak ke depan. Keributan tersebut akhirnya menyadarkan RB Prawira Purba dari samadinya, sambil menyilangkan tangan kebelakang beliau berlalu sambil seperti biasa tertawa menjauh dari Jembatan Kewek tersebut.
Sesudah RB Prawia Purba menjauh dari lingkungan sekitar jembatan Kewek Kali Code, maka lokomotifpun dapat bergerak menyeberangi jembatan kea rah barat tanpa ada kesulitan. Wallahu alam apakah peristiwa tersebut hanya kebetulan belaka, atau memang benar-benar lokomotif tersebut tidak mampu berjalan karena ada RB Prawira Purba dibawahnya tidak dapat dipastikan. Akan tetapi semenjak peristiwa tersebut, nama Raden Bekel Prawira Purba semakin terkenal dan remhanya semakin dibanjiri orang.

Dikeroyok segerombolan China

Pada suatu siang hari yang panas, di sebuah warung di Desa Gondang Kabupaten Klaten terlihat seorang petani lusuh yang masih belepotan lumpur sepulang dari sawah. Petani tersebut tengah asyik minum the selepas setenagh hari bekerja di sawah. Sesaat kemudian disusul masuk seorang Cina pedagang kelontong keliling yang bertujuan sama untuk melepaskan dahaga di warung tersebut. Pedagang tersebut rupanya kurang senang melihat petani kotor yang duduk sebangku dengannya. Dimintanya agar petani tersebut agak bergeser kesudut. Akan tetapi petani tersebut bandel dan tidak mau bergeser bahkan kakinya justru diangkat diatas bangku. Hal tersebut membuat pedagang tersebut naik pitam dan akhirnya terjadilah keributan di warung tersebut. Ditengah-tengah keributan tersebut tiba-tiba ada seorang gembel yang masuk kedalam warung dan menarik pedagang Cina tersebut keluar warung.
Pedagang tersebut menganggap si gembel sebagai kawan petani, maka tanpa alasan lain segera dipukulnya di gembel tersebut. Tetapi pukulan sang Cina tidak mengenai sasaran, diulangnya pukulan demi pukulan tak satupun mengenai sasaran. Setelah sekian lama suasana semakin panas, maka larilah pedagang tersebut untuk mencari bantuan teman-temannya. Berbondong-bondong berdatangan kawan pedagang Cina tersebut, ada yang membawa palu, tongkat, maupunsenjata lainnya untuk mengeroyok sang gembel. Sebenarnya maksud si gembel menarik pedagang Cina keluar tersebut adalah untuk memisahkan pertengkaran, dan agar tidak merusakkan isi warung serta berimbas ke pelanggan warung lainnya. Akan tetapi yang terjadi justru salah paham dan berkembang semakin jauh, dan si gembel dalam keadaan dikepung siap untuk dikeroyok. Pada saat terdengar aba-aba pukul maka berhamburanlah para pengeroyok menyerang RB Prawira Purba alias si gembel tersebut. Akan tetapi RB Prawira Purba justru tenang saja begitu penyerang mendekat, maka si gembel miring ke kiri diikuti para penyerang berjatuhan kearah kiri. Segera penyerang bangun dan menyerang kembali maka si gembel seger memiringkan tubuhnya ke kanan dan diikuti para pengeroyoknya berjatuhan kearah kanan. Demikian berulang-ulang sampai akhirnya para pengeroyok pun kehabisan tenaga dan akhirnya para pengeroyok tersebut bubar sendiri.

Kisah tersebut tidak bermaksud SARA karena sebenarnya bermula dari kesalahfahaman saja,dan RB Prawira Purba juga tidak membenci atau bermusuhan dengan etnis tertentu. Hal tersebut terbukti dari kisah beliau berikutnya nanti

repost kaskus TS "mdiwse" 

No comments:

Post a Comment