Saturday, May 9, 2015

Kisah Ndoro Purba Cucu HB VI part 7

Mengambil anak pungut

Berita tentang perilaku RB Prawira Purba yang tidak umum dan aneh menimbulkan banyak pendapat dikalangan masyarakat. Orang yang baru mendengar kabar/cerita sering beranggapan bahwa RB Prawira Purba adalh orang yang kurang waras. Namun orang yang sudah menyaksikan kesaktian beliau akan menanggapi dengan segan dan hormat. Apalagi bagi mereka yang sudah mengenal secara pribadi dan mendapatkan pertolongan dari beliau sangat hormat dan sangat menyayangi beliau.
Pada suatu waktu kebiasaan RB Prawira Purba bertambah, mondar-mandir kemana-mana dengan membawa bungkusan yang tertutup rapi dan tak pernah ditinggal. Suatu ketika dikarenakan keperluan yang mendesak, RB Prawia Purba terpaksa harus meninggalkan bungkus kesayangannya tersebut. Bungkusan tersebut dititip pada seorang pemilik warung. Yang mendapat titipan tersebut merasa tersanjung dan dengan senang hati menyimpan baik-baik bungkusan tersebut. Setelah hamper seharian RB Prawira Purba pergi, hari telah sore ketika beliau muncul dan tiba-tiba sudah berada di warung.
Yang pertama diucapkan oleh RB Prawira Purba adalah “Punapa mboten nangis?” (apakah tidak menangis?). Mendapat pertanyaan tersebut pemilik warung tidak memahami maksud pertanyaan tersebut dang anti bertanya “ingkang ndara kersakaken nangis punika sinten?” (yang dimaksud tuan menangis itu siapa). Dan RB Prawira Purba menjawab “punika titipan kula (itu titipan saya).
Betapa heran sang pemilik warung, maka segera diambillah bungkusan titipan tersebut. Dan sebaik-baik orang yang mendapat titipan adalah orang yang menjaga amanah titipan tersebut. Karena menerima dalam keadaan terbungkus rapat dan tertutup, terlebih tidak mengetahui bahwa isi dari bungkusan tersebut adalah seorang orok maka sang pemilik warung tersebut mendiamkan dan menyimpan sepanjang hari. Terlebih juga menurut pengamatan pemilik warung tersebut bahwa bungkusan tersebut juga tidak pernah bergerak sama sekali, apalagi menangis. Maka segera diserahkan bungkusan tersebut kepada pemilik warung dan segera dibuka oleh RB Prawira Purba, dan betul-betul orok bayi yang terdiam dan tidak bergerak. Mata orok tersebut terpejam dan nafasnya lemah sekali, karena rasa iba melihat keadaan bayi yang dalam keadaan lemah tersebut maka pemilik warung tersebut meminta agar orok tersebut dapat dirawatnya, tetapi pemiliknya tidak berkenan di hati dan dipertahankan untuk dibawa pulang.
Dirumahnya di jl. Tukangan no.17 saat itu ada beberapa tamu dan penunggu rumah yaitu Kyai Tewel, RB Prawira Purba setibanya dirumah segera meletakkan bungkusan di meja dan dan dibuka. Menurut penglihatan mereka yang hadir saat itu menyaksikan bahwa si orok memang betul-betul kritis. Sebagian ada yang beranggapan bahwa si orok telah mati suri. Oleh beliau orok tersebut diletakkan di atas meja dan beliau mundur beberapa langkah kebelakang kemudian dipandangnya tajam-tajam orok tersebut. Setelah beberapa saat berkonsentrasi tetapi belum ada perkembangan yang baik, maka suasana cukup menegangkan. Setiap orang disibukkan dalam khayalan masing-masing dan merasa bahwa RB Prawira Purba dapat tersangkut masalah dengan pihak berwajib. Akan tetapi lamunan tersebut dikejutkan oleh rintihan si orok disusul dengan jerit tangisan sang bayi. Kejadian tersebut disaksikan beberapa orang, dan sejak saat itu resmilah RB Prawira Purba memilik anak pungut yang diberi nama Surip.
Cara memandikan Surip oleh RB Prawira Purba pun cukup unik/aneh. Diletakkannya si bayi di atas kali Code, digosok-gosok badan si Surip sambil memegang dengan tangan, tetapi sambil berdiri pula di gosok-gosok badan si bayi dengan kakinya. Bagi orang yang melihat dari jauh terkesan RB Prawira Purba seakan-akan sedang menginjak-injak bayinya tersebut diatas batu di kali. Itulah yang menjadi berita di waktu itu. Setelah dewasa dan tua, nenek Surip atau dikenal dengan mbah Soma tinggal dan menunggu makam RB Prawira Purba di Karang Kebolotan Sekar Megar Sore-Semaki, Kalurahan Tahunan Yogyakarta.
(Yang beberapa waktu lalu dirusak sekelompok orang bercadar)

No comments:

Post a Comment