Pendapat dan pandangan mengenai Raden Bekel Prawira Purba
Secara wadag/fisik/lahiriah
Berperawakan kurus karena gemar melakukan laku prihatin, sekilas
terlihat seperti orang gila. Cara berpakaian yang aneh memberi kesan
seorang gembel dengan perawakan gemuk. Karena berpenampilan gembel
beliau sekilas menakutkan bagi anak-anak karena dianggap gila. Tetapi
penampilan yang seenaknya dan tidak perduli tersebut sebenarnya
sekaligus menunjukkan bahwa beliau sudah tidak terikat dengan duniawi,
terkandung juga kepribadian mulia dengan ilmu kehidupan yang tinggi, dan
tidak mengedepankan materi untuk diri sendiri melainkan untuk
kemanusiaan dan sesama.
Cara berpakaian ndara Purba (beliau terkenal dengan sebutan tersebut)
memang tergolong unik, beliau mengenakan ikat kepala tiga lembar sekali
pakai (dobel) dengan ikat yang paling baik di sebelah dalam, dan yang
paling jelek di sebelah luar. Baju Surjan juga demikian pula, rangkap
tiga dengan baju luar yang sudah penuh tambalan berbentuk jubah dengan
tempelan kantung yang ada isinya. Adapun baju yang disebelah dalam lebih
baik dari baju luar tersebut. Kain batik (dikenakan sebagai sarung)
terdiri dari tujuh lapis yang dirangkap lapis tujuh dan dikenakan sekali
bebat (gulung). Adapun pengikat (kain bebet/sabuk) terdiri atas tiga
lapis yang diknakan sekaligus.
Pandangan Menurut Belanda
Gerakan kebangsaan pada awal abad 20 maupun perjuangan pada abad 19
membuat Belanda cukup represif terhadap gerakan kebangsaan yang bersifat
perlawanan fisik, sehingga orang-orang yang mempunyai kelebihan
(baca:sakti) cukup diwaspadai oleh Belanda dikarenakan kekhawatiran
dapat melakukan perlawanan fisik atau setidak-tidaknya mempunyai
massa/pengikut/pendukung dan dapat melakukan perlawanan.
Sri Sultan sempat dianggap oleh Belanda menyelundupkan orang sakti
karena Ndara PUrba pada saat itu berada dalam lingkungan Keraton
Yogyakarta. Awal mula terungkapnya kesaktian beliau didepan umum terjadi
saat Sri Sultan menerima tamu-tamu Belanda secara resmi kenegaraan di
pendopo keratin. Raden Bekel (RB) Prawira Purba dianggap pamer kesaktian
dihadapan Sri Sultan dan diketahui tamu-tamu Belanda. Terhadap hal
tersebut Sri Sultan menganggap perilaku Ndara Purba tersebut adalah
perbutan gila dan kurangajar. Semenjak itu RB Prawira Purba dianggap
orang gila oleh Sri Sultan. (uraian kisah tersebut akan diuraikan
nanti). Sebenarnya jalan hidup penuh penderitaan semenjak kecil, ju8ga
berperan terhadap kepribadian Ndara Purba yang dikemudian hari dianggap
mempunyai perilaku yang aneh.
Menurut masyarakat umum
RB Prawira Purba adalah pribadi yang unik dan termasuk pribadi yang
diharapkan sekaligus ditakuti. Beliau merupakan pribadi yang berterus
terang sekaligus menjadi tempat meminta doa,solusi atas berbagai
permasalahan. Tetapi sebagai pribadi yang sudah dekat dengan Tuhan,
beliau mungkin terkadang dapat mengetahui firasat-firasat apa-apa yang
akan terjadi yang merupakan rahasia Tuhan. Bila hal tersebut merupakan
hal yang baik, maka masyarakat tentu akan senang namun bila hal tersebut
merupakan hal yang tidak baik masyarakat akan ketakutan (dan merupakan
keunikan kepribadian Ndara Purba dimana beliau terkadang menyampaikan
hal-hal/firasat-firasat negative yang kemudian difahami setelah hal
tersebut terjadi).
Secara Sprirtual
RB Prawira Purba merupakan pribadi yang tidak banyak berbicara, beliau
selalu bertafakur kepaa Tuhan. Bahkan benyak gerak dan tingkah laku
beliau dapat dibaca sebagai isarah/firasat . Isarat-isarat tersebut bias
bermakna perseorangan maupun secara umum. Beliau diyakini selalu
mendaimkan diri sebanyak mungkin bertafakur kepada Tuhan dan sedikit
berbicara dengan manusia.
Banyak yang beranggapan bahwa beliau merupakan seorang aulia/kekasih
Tuhan. Hal tersebut nanti bias dilihat dari kisah-kisah beliau baik
isarahnya, pergaulannya dengan rakyat, maupun sikap beliau terhadap
Belanda.
Kisah Ndoro Purba Cucu HB VI Disarikan dari
“Ndoro Purbo-Perjalanan-Auliya” Oleh M. Munawar
repost kaskus TS "mdiwse?
No comments:
Post a Comment